Karomah Ke 8

Judul lagu : Karomah Ke 8

Best Page:


Karomah Ke 8





"ABAH GURU SEKUMPUL DIMATA KELUARGA, SAHABAT, MASYARAKAT DAN MURID-MURID BELIAU"
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Hj Sa’diah (80), seorang keluarga Guru Sekumpul yang tinggal di Jalan Makam Kelurahan Keraton, Martapura mengaku mengenal betul dengan almarhum.

Sebelum memimpin pengajian di Sekumpul, menurutnya, sekitar 1970 Guru Sekumpul mulai memberikan pengajian di Jalan Makam Kelurahan Keraton Martapura.

Hj Sa’diah menceritakan pengalamannya saat masih berdampingan rumah dengan Guru Sekumpul di Keraton.

"Sejak masih kecil, Guru Sekumpul yang saat itu kerap dipanggilnya Anang (sebutan kesayangan), merupakan anak yang sangat berbakti kepada kedua orangtuanya -- Abdul Ghani dan Hj Masliah," tuturnya.

Pada masa itu pula Guru Sekumpul sudah rajin mengaji ilmu agama Islam, baik di Darussalam maupun berkunjung langsung ke rumah guru-guru di Martapura.

Cerita serupa juga disampaikan satu sahabat Guru Sekumpul, Guru Rosyad yang sering menjemput dengan sepeda untuk pergi mengaji ke rumah Guru H. Anang Sya'rani Arif, di Desa Kampung Melayu Martapura.

Katanya, sopan dan santun terhadap orangtua dan teman sebayanya, salah satu prilaku terpuji Guru Sekumpul sejak kecil.

Bahkan dalam adab membawa kitab-kitab yang dipelajarinya, selalu dibekap di dadanya sebagai tanda penghormatan terhadap sumber-sumber ilmu tersebut.

*Hidupkan Maulid Habsyi

Sejak 1961, Guru Sekumpul sudah menghidupkan pembacaan Maulid Habsyi di Kalsel, ketika berkediaman di Jalan Makam Kelurahan Keraton Martapura.

Itulah, penuturan H Muhammad (55), anak dari Hj Sa’diah, yang juga salah seorang dari 15 murid Guru Sekumpul dalam belajar Maulid Habsyi saat itu.

Menurut Muhammad, satu kesempatan ayahnya H Alus sempat menanyakan kepada Guru Seman Mulia, yang tak lain paman Guru Sekumpul, siapa di antara keponakannya yang nantinya menjadi ulama besar.

"Guru Seman Mulia mengatakan si Anang (Guru Sekumpul) nantinya menjadi ulama besar," ucap Muhammad, menirukan perkataan H Alus.

Muhammad kecil pula yang sering memijat-mijat Guru Sekumpul, saat beristirahat sejenak di Langgar Darul Aman yang lokasinya tak jauh dari kediaman Guru Sekumpul di Keraton.

"Saat sidin istirahat sejenak di Langgar Darul Aman, aku memijat-mijat awak sidin. Sidin katuju makan buah durian dan bubur kacang
hijau," tuturnya.

Muhammad mengisahkan, pesan Guru Sekumpul yang selalu diingatnya, yaitu setiap saat bertemu dengan orang tua-terutama ibu, hendaknya mencium tangan.

"Kalau ada duit kita berikan kepada orang tua dan kalau sempat ikut pengajian. Pesan itu yang selalu saya ingat," imbuhnya.

Seiring pindahnya tempat pengajian dari Keraton ke Sekumpul, kesibukan Guru Sekumpul pun semakin padat. Hal ini pun yang membuat mereka yang tahu akan kesibukan Guru Sekumpul, mengurungkan niat untuk sekedar bertamu sebagai rasa pengertian demi menjaga kesehatan beliau. Hal itu diutarakan Anang Mahli (65), teman sepermainan Guru Sekumpul waktu kecil di Keraton.

"Kecuali penting banar atau sidin yang bakiau hanyar aku ke Sekumpul. Kalau badapat sidin rami bakisah tentang Keraton," tutur Mahli.

Dalam setiap pertemuan, Guru Sekumpul selalu mendoakan :

"Mudah-mudahan kita semua mendapatkan Rahmat Allah SWT dan mendapat syafa’at Nabi Muhammad SAW.

"Kita benar-benar kehilangan ulama besar yang sangat peduli terhadap masyarakat," ucap Mahli.

Sementara Zakir, seorang santri yang tinggal di Pekauman Martapura mengakui sangat kagum dengan Guru Sekumpul.

"Pernah suatu ketika, saya diperintahkan oleh ayah saya untuk mengantar sesuatu ke kediaman Guru Sekumpul. Saya sebelumnya belum pernah bertemu langsung dengan beliau. Ketika sudah berada di halaman rumah beliau, saya kemudian terpikir, apakah mungkin saya dapat berjabat tangan dan mencium tangan beliau. Anehnya, belum sempat saya mengetuk pintu, beliau sudah membuka pintu dan mengulurkan tangannya kepada saya seraya mengucap salam. Saya pun terkejut, namun segera saja memanfaatkan kesempatan langka itu," ujar Zakir.

Tidak kalah menariknya, Ikhsan Cahyadi, seorang warga Pelaihari yang sering mengikuti pengajian Sekumpul mengatakan, dirinya baru mengakui karomah Guru Sekumpul setelah ia mengikuti pengajian kali pertama.

"Sejak berangkat dari Pelaihari, saya memiliki satu pertanyaan tentang soal agama yang saya belum temukan jawabannya. Alhamdulillah, ketika duduk mengikuti pengajian, Guru Sekumpul ada menyinggung persoalan agama yang jadi pertanyaan saya itu, dan terjawablah sudah pertanyaan di hati ini," paparnya.
— bersama Muhammad Nanang.

Title :Karomah Ke 8
Sumber:Karomah Ke 8

Baca Juga :


Karomah Ke 8

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Karomah Ke 8"

Posting Komentar